BALIKPAPAN,– Pembangunan rumah sakit (rumkit) di wilayah Balikpapan Barat menjadi salah satu hal yang sangat dibutuhkan, untuk itu Pemerintah Kota terus berupaya akan segera melakukan pembangunan fisiknya.
Kepala DKK Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengatakan, pembangunan rumah sakit umum di Balikpapan Barat karena secara geografisnya ada bagian darat ada bagian laut maka perencanaannya tidak seperti rumah sakit biasa, perlu banyak konsultasi dan mengikuti regulasi- regulasi dari Kementerian lain, bukan hanya regulasi membangun rumah sakit dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Dalam pembangunan fisiknya ada unsur laut dalam DED memang ada bangunan yang akan menjorok ke laut yaitu untuk parkir dan sarana utilitas lain seperti TPA Sampah, kemudian lahan parkir mobil ambulan dan kamar jenazah,” ujar Andi Sri Juliarty saat diwawancarai media, Rabu (6/7/2022).
Dio biasa Andi Sri Juliarty menambahkan, pihaknya juga Sudah melakukan surat menyurat ke Kementerian Kelautan dan Perikanan, namun disarankan cukup sampai di tingkat Provinsi saja, sehingga tadi pihaknya mengundang berbagai pihak untuk melihat langsung lokasi pembangunan rumah sakit di Balikpapan Barat.
“Karena kalau cuma surat menyurat saja bisa multitafsir, makanya kita lihat lokasi langsung, memang ada regulasi dari mereka yang harus kita penuhi,” aku Dio.
Dari hasil peninjauan ke lokasi ada 3 alternatif yang diusulkan, pertama membuat surat menyurat untuk reklamasi dilakukan, kemudian jika memang tidak bisa maka yang kedua secara konstruksi dilakukan model tiang pancang, atau ketiga memakai full darat saja untuk bangunannya, tetapi tentunya menambah ketinggian bangunan.
“Pihak otoritas bandara yang hadir juga mengatakan kalau menambah ketinggian pun itu masih memungkinkan karena belum melampai batas 150 meter keatas,” akunya.
Dimana rencana awal pembangunan rumah sakit di Balikpapan Barat ini lima lantai, jika itu jadi pilihan ditambah keatas bisa saja dilakukan.
“Rencananya untuk yang di atas darat luas tanah yang digunakan 3.300 meter persegi dan yang dilaut ada 2.000 meter persegi,” kata Dio
Terkait adanya tenaga ahli dari Universitas Mulawarman memang perlu ada kajian Hidro oceanografi dan reklamasi terkait keberlangsungan biota laut serta kajian-kajian ilmiah dampak-dampaknya seperti apa.
Misalnya gelombang dan air pasang itu perlu dilakukan dan wajib sebelum melakukan proses reklamasi,” akunya.
Sementara itu, terkait pembungunan rumah sakit di Balikpapan Barat, senua sudah sepakat karena sifatnya urgen, menyangkut hajat hidup orang banyak di Balikpapan Barat yang diketahui tidak ada rumah sakit umum sedangkan daerah tersebut penduduknya sangat padat.
“Ini juga untuk fungsi sosial dan kesehatan bagi masyarakat,” imbuhnya.
Dalam kunjungan lapangan tersebut dipimpin langsung Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Agus Budi Prasetyo bersama sejumlah perwakilan dari Dinas Kelautan Provinsi Kaltim, Tenaga Ahli dari Universitas Mulawarman serta para Kepala OPD di lingkungan Pemkot.
“Tujuannya kami melihat lokasi lapangan dulu sebelum nanti kita rapatkan kembali untuk membahas hal teknis apa yang harus dilengkapi oleh Pemkot Balikpapan untuk pembangunan rumah sakit di Balikpapan Barat,” ujar Agus Budi.
Agus Budi menambahkan, dalam kunjungan ini juga ingin melihat secara langsung dari sisi lingkungan dan ekologisnya, kalau Dinas Kelautan akan melihat dari sisi tata ruangnya.
“Ini juga lebih melihat pada kondisi lapangan, sehingga verifikasi tidak hanya diatas kertas saja, tapi betul-betul yang ada di lapangan dilihat oleh mereka,” kata Agus Budi, (**).