Menu

Mode Gelap
Update Haji 2025: Petugas Mulai Diberangkatkan ke Arafah Sidang Isbat: Hari Raya Idul Adha 6 Juni 2025 Wagub Sulsel Minta TPID dan TP2DD Bergerak Tepat Sasaran Daker Bandara Siap Sambut Kedatangan Gelombang II Jemaah Haji di Jeddah Sempat Viral di Medsos Sejumlah Koper CJH SUB di Madinah Diturunkan dari Bus, Berikut Penjelasannya!

News · 4 Agu 2022 20:57 WITA

Mabes Polri libatkan Puluhan Akademisi FH UMI dalam penangan Hukum


 Mabes Polri libatkan Puluhan Akademisi FH UMI dalam penangan Hukum Perbesar

MAKASSAR — Markas Besar (Mabes) Polri bekerjasama Fakultas Hukum (FH) Universitas Muslim Indonesia (UMI) melakukan Forum Grup Discussion (FGD) yang mengangkat tema “Keberadaan Restorative Justice Dalam Upaya Perubahan Perilaku Masyarakat Dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum dan Prinsip Kearifan Lokal”.

Kegiatan ini berlangsung di Aula FH UMI Makassar, Kamis (4/8) yang menghadirkan langsung Kapolda Sulsel Irjen Pol Nana Sujana, Dekan Fakultas Hukum Prof La Ode Husen dan perwakilan Mabes Polri Kapusiknas Bareskrim Polri Brigjen Pol Heru Dwi Pratondo.

Kegiatan ini bagian dari Mabes Polri melibatkan ratusan akademisi di Sulawesi Selatan dalam mendorong peningkatan kesadaran hukum masyarakat dengan melalui prinsip kearifan lokal.

Upaya yang dilakukan dengan mensosialisasikan keberadaan restorative justice atau keadilan restoratif

Kapolda Sulsel Irjen Pol Nana Sujana mengatakan, adanya restorative justice ini semoga bisa didorong dalam menyelesaikan suatu permasalahan dan melihat keadilan di dalamnya.

“Kami harapkan dengan FGD ini dapat menjadi solusi. Sebab restorative justice ini akan menjadi solusi dalam penyelesaian suatu permasalahan dan melihat keadilan di dalamnya,” ujarnya.

Bahkan menurut Kapolda Sulsel pemberlakuan restorative justice ini juga dapat dilakukan untuk penyalahgunaan narkoba. Sebab pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika tidak semata- mata dipandang sebagai pelaku tindak pidana, tetapi juga sebagai korban.

“Sementara untuk kasus narkoba, kita juga melihat perannya akan melakukan sistem penyelesaian dengan sistem rehabilitasi yang merupakan bagian dari alternatif hukuman.

“Karena memang masalah narkoba ini tidak hanya masalah kita tetapi juga masalah nasional hingga internasional. Sehingga pelaksanaan FGD ini bisa menghasilkan solusi dari permasalahan yang ada, tidak bisa juga kita biarkan, tidak bisa juga hanya polisi perlu adanya kerjasama, mencari solusi, karena masalah narkoba menjadi masalah bersama,” terangnya.

Sekadar diketahui dalam aturan restorative justice bagi penyalahgunaan narkoba meliputi, pecandu narkoba dan korban penyalahgunaan narkoba dapat mengajukan rehabilitasi jika pada saat tertangkap tangan ditemukan barang bukti narkotika pemakaian satu hari dengan penggolongan narkotika dan psikotropika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Kemudian saat ditemukan tidak ditemukan barang bukti tindak pidana narkoba namun hasil tes urine menunjukkan positif narkoba.

Selanjutnya, tidak terlibat dalam jaringan tindak pidana narkoba, pengedar, atau bandar, telah dilaksanakan asesmen oleh tim asesmen terpadu, dan pelaku bersedia bekerja sama dengan penyidik polri untuk melakukan penyelidikan.

Sementara, Dekan Fakultas Hukum Prof La Ode Husen mengungkapkan, dalam FGD ini nantinya akan ditindaklanjuti dengan melakukan sosialisasi di seluruh kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan. Sehingga mendorong implementasi keberadaan restorative justice dalam upaya perubahan perilaku masyarakat untuk meningkatkan kesadaran hukum dan prinsip kearifan lokal.

“Sosialisasi ini juga akan kita dorong dapat menjadi naskah akademis melalui proses penelitian yang dilakukan terlebih dahulu. Sehingga dari naskah akademis ini bisa didorong menjadi peraturan daerah,” ujarnya.

Selain itu juga pihaknya akan berkoordinasi dan berkolaborasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk melakukan deklarasi Anti Narkoba dan pemulihan atau rehabilitasi keagamaan sesuai dengan undang-undang narkotika.

“Selama ini rehabilitasi masih fokus pada rehabilitasi kesehatan, sehingga kedepannya bisa dilakukan rehabilitasi keagamaan. Apalagi di UMI sendiri terlebih dahulu memiliki program rehabilitasi keagamaan di Padang Lampe, Pangkep,” ujarnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Gowa, Adnan Purichta IYL,Direktur Narkoba Polda Sulsel Dodi Rachmawan, Kepala Balai Rehabilitasi BNN Baddoka, dr. Iman Firmansyah, Kepala BNNP Sulsel, Drs. Ghiri Prawijaya, Dansat Brimob Polda Sulsel, Heru Novianto dan jajaran Narkoba polres se Sulsel melalui video conference, (**).

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Tim Kreatif

Baca Lainnya

Yayasan MAC Santuni Korban Kebakaran di 2 Kecamatan di Kota Makassar.

19 Juni 2025 - 10:22 WITA

72 Mahasiswa STIMI YAPMI Makassar Ikut Ujian Proposal Penelitian

17 Juni 2025 - 12:44 WITA

Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PLN Gelar Aksi Bersih Pantai Bareng Super Hero

13 Juni 2025 - 11:35 WITA

PLN UID Sulselrabar Siagakan 79 Posko Kelistrikan dan 2.678 Personel Selama Idul Adha

5 Juni 2025 - 14:42 WITA

Update Haji 2025: Petugas Mulai Diberangkatkan ke Arafah

4 Juni 2025 - 19:50 WITA

Usung Tema Transisi Energi, PLN Gelar Kompetisi PLN Mobile Mini Soccer Competition 2025 di Berbagai Kabupaten dan Kota

4 Juni 2025 - 19:44 WITA

Trending di News