Makassar– Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Harga Pertalite diputuskan naik dari Rp7.650 jadi 10.000 per liter. Tentu, hal tersebut berdampak pada Para pelaku usaha properti khawatir harga BBM naik akan memengaruhi harga jual material dan upah kerja sehingga akan membuat usaha properti yang masih letih akan dampak pandemi makin tertekan.
Arief Mone,Wakil Ketua Umum Bidang Percepatan Pembangunan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Real Estat Indonesia (REI) yang juga salah satu pengembang kawasan perumahan di Sulawesi Selatan, mengatakan saat ini harga bahan baku material dan upah kerja sudah cukup menekan produksi perumahan, ditambah harga jual produk properti yang sulit merangkak naik karena harus menyesuaikan daya beli masyarakat yang belum pulih akibat dampak pandemi.
Menurut Arief, kondisi tersebut merupakan cost push inflation, yakni kenaikan harga BBM berdampak pada kenaikan biaya produksi bangunan, Salah satu faktornya ya kenaikan BBM dan bahan baku.
” Kenaikan BBM berdampak pada kenaikan upah para pekerja. Kenaikan BBM berdampak pada semua variabel ongkos produksi dan harga material naik, rumah komersial cenderung naik sementara rumah subsidi tunggu putusan Pemerintah, “katanya, via WhatsApp, Sabtu 3 September 2022.
Meskipun demikian, Arief mengaku optimis pelaku usaha properti di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan akan terus melakukan inovasi sehingga mampu menghadapi tantangan dan penyelenggaraan pembangunan rumah tinggal tetap berjalan dengan baik.
” Saya yakin para pengusaha properti akan terus membangun inovasi dan kekuatan sebagai mitra strategis pemerintah dalam pembangunan,” tutup, (Baso/*).