MALANG– Kata Silicon Valley sejatinya merujuk pada kawasan selatan di San Francisco, California, Amerika Serikat. Di sanalah markas berbagai perusahaan teknologi berada. Di antaranya Adobe Systems, Apple, Cisco, eBay, Google, Hewlett-Packard, Intel, dan sebagainya.
Ada sejumlah daerah di Indonesia yang disiapkan menjadi Silicon Valley tadi, yakni Batam, Bandung, Sukabumi, BSD Tangerang, Bekasi, sampai Kota Malang.
Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan gagasan Kota Malang sebagai Silicon Valley Indonesia bukan atas perintahnya sebagai wali kota. “Saya membangun bukan dengan cara top-down,” kata Sutiaji Dilansir Tempo.co . “Semua itu berproses sejak 2014. Bermula dari komunitas dan seterusnya menjadi besar seperti sekarang.”
Sutiaji mengatakan, di Kota Malang terdapat lebih dari 178 startup yang sudah berbadan hukum dan membuka lapangan kerja bagi generasi muda. “Ada lima co-working space dan di sana menjadi tempat inkubasi startup-startup tadi,” katanya. Tak hanya menjamurnya startup, Sutiaji membeberkan sumber kekuatan Kota Malang sebagai Silicon Valley Indonesia.
Dari sisi sumber daya manusia, Sutiaji menjelaskan, Kota Malang adalah tempat pembibitan para ahli di bidang teknologi informasi. “Di sini terdapat 21 perguruan tinggi berbasis IT. Sumber daya manusia di bidang digital ada sekitar 4.300 orang per tahun,” ujarnya. “Itu baru jumlah mahasiswanya saja, mulai D3 sampai S1. Belum termasuk yang SMK.”
Satu lagi keunggulan Kota Malang adalah wilayah yang relatif kecil, yakni 145,28 kilometer persegi. “Ini kota kecil, tetapi perguruan tingginya banyak, mahasiswa setiap hari bertemu. Akhirnya terjadi interaksi, dialog. Nah, ini yang luar biasa,” ujarnya. Dia mencontohkan, saat berlangsung rekrutmen salah satu perusahaan digital beberapa waktu lalu, proses pendaftarannya hanya dibuka selama beberapa jam berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia. Ternyata, peserta terbanyak berasal dari Malang dengan jumlah lebih dari 400 orang.
Dengan wilayah yang tidak terlalu luas, maka Kota Malang ideal sebagai kota yang mampu mempertemukan orang beserta gagasan-gagasan mereka. “Kalau kota-kota yang lain itu umumnya wilayahnya besar, sehingga kampus-kampusnya juga tersebar di berbagai wilayah. Akibatnya orang susah bertemu,” katanya.
Pemerintah Kota Malang juga segera meresmikan Malang Creative Center atau MCC yang akan menjadi tempat mengembangkan kreativitas generasi muda di dunia digital dan industri kreatif. Inspirasi arsitektur MCC, menurut Sutiaji, muncul dari komunitas. “Itu (MCC) bentuknya seperti Candi Badut,” katanya. “Nanti di akhir tahun (saat peresmian MCC) akan kita lihat seperti apa.” (***).