Sinjai,MM — Setelah mengalami penurunan drastis selama lima tahun terakhir, angka kemisknan di Kabupaten Sinjai, tampak kembali melonjak dengan angka fantastis.
Hal ini diungkapkan Presidium Sinjai Geram Sinergi Jaringan Independen Gerakan Rakyat Menggugat Kabupaten Sinjai, Awaluddin Adil pada Senin (19/12/2023) setelah melihat tingkat perkembangan data kemiskinan yang telah dipublis oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Sinjai selama lima tahun dengan data yang dirilis Kepala Dinas Sosial pada berbagai media.
Awaluddin pun menguraikan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 silam, angka kemiskinan di Kabupaten Sinjai hanya sebanyak 22.048 jiwa (9,28 %) dari jumlah penduduk Kabupaten Sinjai, kemudian turun menjadi 22.027 (9,14%) pada tahun 2019.
Tahun 2020, juga terjadi penurunan menjadi 22.006 ((9%), dan tahun 2021 menjadi 21.069 (8,84%), disusul tahun 2022 menjadi 21.067 (8,80%), hingga pada Maret 2023 tersisa padaangka 21.014 jiwa (8,55%). Jelas Awaluddin
Penurunan angka kemiskinan dalam lima tahun tersebut, yang diakui banyak pihak sebagai salah satu prestasti tersendiri dari kinerja pemerintah daerah Kabupaten Sinjai dibawah kepemimpinan Bupati Andi Seto Gadhista Asapa dan Wakil Bupati, Hj. Andi Kartini Ottong.
Namun ketika pada pada akhir tahun 2023 ini, dikutip dari berbagai media, Kepala Dinas Sosial mengungkapkan angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Sinjai sebesar 72.743 jiwa. terang Awaluddin.
Menurutnya, angka tersebut menunjukkan adanya lonjakan kenaikan sebesar 51.729 jiwa dari angka kemiskinan versi BPS pada per Maret 2023 yang hanya sebanyak 21.014 jiwa.
Meskipun dalam hitungan beberapa hari kemudian, juga melalui berbagai media Kadinsos mengungkapkan hasil verifikasi dan validasinya pada 67 desa yang menunjukkan adanya pengurangan jumlah angka dari 72.743 jiwa menjadi 55.098 jiwa, namun angka ini tetap tergolong tinggi dibanding data BPS. Terangnya.
Sebab dengan angka kemiskinan sebesar 55.098 jiwa itu atau sama dengan 20,46 % dari jumlah penduduk Kabupaten Sinjai yang sebanyak 269.315 jiwa. Jelas Awal.
“Lalu persoalannya kemudian, apakah penyajian informasi dan data akan keberhasilan pemerintah daerah dalam menurunkan angka kemiskinan dalam waktu lima tahun terakhir, akan menjadi cerita fiksi belaka menyusul pertambahan angka kemiskinan ekstrem yang fantastis dalam waktu relatif sangat singkat?”
Ataukah data yang telah diverivikasi itu, menjadi salah satu penyebab belum adanya gerakan dan aksi nyata pemerintah daerah dalam upaya pengurangan/penurunan angka kemiskinan,??
Karena hingga pada minggu terakhir tiga bulan pertama Pj Bupati Sinjai, TR Fahsul Falah menjalankan amanat negara yang salah satu program prioritasnya adalah pengentasan kemiskinan ekstrem, belum menunjukkan adanya langkah kongkret yang mengarah kepada pencapaian program prioritas itu.
Bahkan saat persoalan perbedaan data ini saat saya tanyakan ke Bapak Pj Bupati, TR Fahsul Falah melalui Wa menjawab singkat “akan kita pulbaket (pengumpulan bahan dan keterangan) dulu hal dimaksud pak Awal”. Ungkap Awaluddin
Sekedar mengingatkan kepada Bapak Pj Bupati Sinjai, 8 program prioritas menanti kecepatan dan ketepatan langkah dan strategi untuk mensukseskannya, tidak terhenti hanya dengan pemasangan baliho/spanduk di semua kantor pemerintahan hingga waktu berakhir dengan kegagalan program, (Asrul/*).