Menu

Mode Gelap
Cek Kesiapan Pilkada Serentak, Prof Zudan PJ Gub Dan Kapolda Sulsel Tinjau 5 Kab Kota Kapolri Tegaskan Kesiapan Jelang Pilkada Serentak 2024 Polri: Pendaftar Rekrutmen Bakomsus Pangan Hingga Hari Kedua 2.953 Orang Ada Apa? Maskapai Dunia Tiba-Tiba Tutup Penerbangan ke China Presiden Jokowi Hadiri Apel Kesiapan Pengamanan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2024

Internasional · 22 Feb 2024 16:20 WITA

UNJ dan University of Canberra Jajaki Kerjasama program double degree Magister Pendidikan Bahasa


 UNJ dan University of Canberra Jajaki Kerjasama program double degree Magister Pendidikan Bahasa Perbesar

Canberra, MM | Universitas Negeri Jakarta dan University of Canberra, melakukan diskusi rencana kerja sama program double degree magister pendidikan bahasa. Hal tersebut terungkap saat Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta (FBS-UNJ) melakukan kunjungan kerja internasional ke Fakultas Pendidikan University of Canberra (FP-UC), pada Senin (19/2).

Dalam pertemuan yang difasilitasi oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republi Indonesia (KBRI) Canberra tersebut, hadir delegasi FBS-UNJ yang terdiri dari Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Liliana Muliastuti, Wakil Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Eva Leiliyanti, serta Ilza Mayuni dan Miftahulkhairah Anwar selaku Koordinator Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia.Sementara delegasi dari UC yaitu Barney Dalgarno selaku Dekan, Ting Wang selaku Wakil Dekan, Duncan Driver selaku Associate Dean Education, dan Eleni Petraki selaku Associate Dean Research.

Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib, menyebut pertemuan ini sebagai inisiasi awal di mana kedua fakultas dapat saling mengenal dan mengelaborasi profil masing-masing. Meski begitu, fokus pembicaraan adalah pada peluang pendirian program magister bersama antara UNJ dan UC, khususnya untuk Magister Pendidikan Bahasa.

Dalam pertemuan tersebut, Najib menyampaikan jika pemerintah Indonesia sangat mendorong universitas memiliki program double degree atau joint degree dengan universitas di luar negeri, termasuk Australia.

“Saat ini ada pembiayaan dari LPDP untuk program double degree antara universitas di Indonesia dan universitas di luar negeri yang memiliki reputasi internasional, hal ini merupakan peluang yang bagus untuk dimanfaatkan oleh UNJ dan UC,” ungkap Najib.

“Selain itu, pemerintah Australia melalui Australia Awards Indonesia juga memiliki program serupa yang disebut Split-Site Master’s Program, di mana dalam program ini mahasiswa akan belajar selama satu tahun di Indonesia dan satu tahun di Australia,” sambung Najib.

Najib menambahkan bahwa ada dua hal yang seringkali menjadi penghambat mahasiswa untuk kuliah di negara seperti Australia. Pertama adalah kendala bahasa, karena umumnya universitas di Australia mensyaratkan kemampuan bahasa Inggris yang cukup tinggi, terlebih untuk program pendidikan. Kendala kedua adalah masalah biaya, karena uang kuliah di Australia relatif mahal.

“Oleh karena itu, peluang pembiayaan LPDP untuk program split-site master dapat menyelesaikan masalah yang ke dua,” imbuh Najb seraya berharap masalah pertama dapat diselesaikan UNJ dengan menyiapkan pembekalan khusus dalam hal bahasa Inggris kepada para mahasiswa.

Dalam kesempatan tersebut, Barney menjelaskan bahwa UC merupakan salah satu universitas terbaik dunia meski usianya relatif masih muda. UC memiliki sejarah yang sama dengan UNJ, di mana dahulunya merupakan lembaga pendidikan tinggi yang berfokus mendidik calon guru. Namun saat ini UC telah menjadi universitas yang komprehensif, memiliki banyak program studi di luar pendidikan. Barney juga mengaku pernah berkunjung ke UNJ pada tahun 2023, sehingga pertemuan ini, menurut Barney bisa dianggap sebagai pertemuan lanjutan.

Barney melihat peluang kerja sama UC dan UNJ sangat terbuka baik dalam bentuk split-site master maupun program-program singkat untuk penguatan kompetensi guru. UC juga memiliki program Master of Teaching English to Speakers of Other Languages (TESOL) & Foreign Language Teaching (FLT) yang banyak diminati oleh mahasiswa asing, termasuk dari Indonesia. Program ini dapat menjadi salah satu alternatif yang bisa dikembangkan dalam bentuk split-site master dengan UNJ.

Dekan FBS UNJ, Liliana mengungkapkan keseriusannya dalam membawa FBS UNJ menjadi fakultas yang memiliki reputasi internasional. Menurut Liliana, saat ini FBS UNJ memiliki tiga program studi magister, salah satunya magister pendidikan bahasa Inggris. Keberadaan program bersama untuk magister pendidikan antara UNJ dan UC, tambah Liliana, nantinya dapat menjadi jembatan untuk mengembangkan kerja sama dalam bidang lainnya seperti penelitian bersama antara dosen UNJ dan UC.

Sebagai langkah konkret, selanjutnya UNJ akan mengirimkan rancangan kurikulum yang dapat menjadi bahan diskusi pendirian split-site master atau double degree.

“Penyelarasan kurikulum tentunya membutuhkan waktu, namun begitu hal tersebut harus bisa dimulai sesegera mungkin. Sambil mendiskusikan kurikulum, FBS UNJ juga mengundang dosen-dosen UC untuk menjadi dosen tamu secara daring maupun luring, menjadi pembicara seminar yang diselenggarakan oleh UNJ, atau melakukan penelitian dan publikasi bersama,” pungkas Liliana.

(Atdikbud KBRI Canberra).

Artikel ini telah dibaca 19 kali

badge-check

Tim Kreatif

Baca Lainnya

Manajemen STIMI Yapmi Makassar Optimistis STIMI Masuk Kampus Global 2027

27 November 2024 - 08:22 WITA

Mahasiswa Pemasaran Digital FEUNJ Juara di Malaysia

20 November 2024 - 12:44 WITA

Meski Kuasai Laga, Hasil China vs Indonesia:  1-2

16 Oktober 2024 - 00:51 WITA

G20 Interfaith Forum di Brazil, Kemenag Ungkap Peran Pemerintah dan Agama untuk Capai SDGs

29 Agustus 2024 - 00:15 WITA

KNO 02 Delay Lebih Lima Jam, Kemenag Minta Garuda Profesional

25 Juni 2024 - 07:31 WITA

Tahun Depan, Indonesia Dapat 221 Ribu Kuota Haji

20 Juni 2024 - 06:11 WITA

Trending di Internasional