TERNATE, MM — Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mengajak seluruh warga Maluku Utara (Malut) untuk mendukung perubahan dengan menyalurkan pilihannya untuk pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN) pada Pemilu 14 Februari 2024.
“Kehadiran saya di daerah ini untuk bersama-sama mencapai perubahan, semua orang tahu kalau Provinsi Malut memiliki kekayaan alam luar biasa tapi masyarakat belum merasa sejahtera, sehingga dukung perubahan dengan memilih AMIN di Pilpres 14 Februari 2024,” kata Anies Baswedan saat menggelar kampanye yangdipusatkan di depan Taman Nukila Kota Ternate, Malut, Jumat.
Menurut dia, Provinsi Malut sebagai daerah kepulauan masih mengalami kekurangan guru terutama di daerah pesisir, infrastruktur sekolah banyak rusak, ada ketimpangan.
Sebab, kata Anies, saat menjabat sebagai menteri kesehatan, pernah melakukan kunjungan kerjanya di Pulau Halmahera Selatan tahun 2011-2012 pernah datang bawah program Indonesia Mengajar, berlayar ke pulau Bacan terlihat anak-anak memiliki keinginan tinggi untuk belajar.
Apalagi, Malut dengan potensi gizi yang baik dengan konsumsi ikan segar, cerdas tetapi tidak punya kesempatan, maka tentunya tidak memberikan dampak yang positif untuk kemajuan Pendidikan anak.
Oleh karena itu, ajak Anies, mari beri kesempatan anak-anak untuk maju, harus kebijakan yang adil, anak-anak harus mendapat pendidikan yang tuntas, datang untuk teruskan perjuangkan hadirkan kesetaraan pendidikan, biaya hidup dan pembagian bagi hasil atas kekayaan di Malut.
Selain itu, dirinya berharap agar potensi yang ada di Malut berbagai sektor dengan membesarkan yang kecil tanpa melemahkan yang besar, sehingga perubahan ini harus diwujudkan dengan memenangkan partai mengusung pasangan AMIN agar dapat menang di DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi dan pilpres hingga pilkada.
Untuk itu, dirinya menyatakan senang bisa Kembali ke Malut untuk lakukan napak tilas karena sebelumnya pernah ke Malut saat menjabat sebagai menteri pendidikan.
Dalam kampanye itu, Anies mendatangkan salah seorang guru alumnus Universitas Indonesia Bernama Adhi rela mengajar di daerah pelosok bersama 51 orang sarjana lainnya yang disebar ke Indonesia.
Adhi yang diberi kesempatan untuk naik ke mimbar kampanye menceritakan saat ditugaskan di desa Bibinoi Kabupaten Halmahera Selatan, memberikan pelajaran bahasa Inggris dan berbagai metode belajar lainnya, bahkan para pengajar tidak pernah pulang dan menetap di sana dengan kondisi jaringan telkomsel, infrastruktur jalan yang tidak memadai.
Dirinya bahkan menceritakan selama kurun waktu 2012 hingga saat ini berhasil mencetak siswa-siswa melalui program Indonesia Merdeka berprestasi mulai dari menjadi PNS, akademisi hingga pengusaha, (**).