MAKASSAR, MM | PT PLN (Persero) hadir dalam mendukung daya saing pelaku industri dan bisnis dengan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui layanan _Renewable Energy Certificate_ (REC). Hingga Mei 2024, PLN menyuplai kebutuhan energi bersih melalui REC sebesar 23.176 unit atau setara 23,17 GWh kepada 6.864 pelanggan di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin menjelaskan REC merupakan jawaban atas kebutuhan sektor industri dan bisnis dalam mendukung langkah dekarbonisasi di tanah air. Hal ini selaras dengan upaya Pemerintah dalam mencapai target _Net Zero Emissions_ (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.
“REC merupakan bentuk layanan PLN untuk memudahkan pelanggan mendapatkan pengakuan internasional atas penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang transparan, akuntabel, dan diakui secara global. Setiap sertifikat REC membuktikan bahwa listrik per megawatt hour (MWh) yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit EBT atau nonfosil,” ujar Andy.
Andy mengatakan REC PLN merupakan produk hasil kerja sama dengan _Clean Energy Investment Accelerator_ (CEIA). REC ini dilengkapi sistem pelacak elektronik dari APX TIGRs yang berlokasi di California, Amerika Serikat. Oleh karenanya setiap sertifikat yang diterbitkan tidak bisa dibeli atau dijual oleh orang lain.
“Sebagai lokomotif transisi energi di tanah air, PLN mendukung penuh kebutuhan sektor bisnis dan industri yang memiliki semangat terhadap suksesnya transisi energi di Indonesia dan ingin ikut serta dalam mendukung dekarbonisasi dengan menggunakan REC PLN. Apalagi persentase bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sistem Kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) telah mencapai 45,78%,” tegas Andy.
Pimpinan CV Alva Tech, Joshua, mengapresiasi keseriusan PLN melalui layanan REC untuk mendukung pemakaian energi ramah lingkungan yang selaras dengan usahanya dalam penyediaan kendaraan listrik.
“Melalui REC ini tentu dapat mendorong pertumbuhan pembangkit EBT untuk memenuhi target bauran energi, serta mendukung upaya pemerintah dalam menyediakan listrik serta kendaraan bersih bagi generasi saat ini dan mendatang,” terang Joshua.
Sementara itu, Pengelola Rumah BUMN PLN UID Sulselrabar yang berada di Kabupaten Majene, Selayar, Muna, dan Muna Barat, Haidir optimis dengan pembelian REC, Rumah BUMN PLN UID Sulselrabar akan menjadi pelopor dalam hal pemanfaatan energi baru terbarukan yang sifatnya ramah lingkungan.
“Hal ini tentunya sejalan dengan tujuan Rumah BUMN PLN UID Sulselrabar yang _concern_ dengan lingkungan. Kami mendukung inovasi yang dikembangkan oleh PLN dengan turut menjadi pelaku usaha yang memanfaatkan energi hijau dalam setiap operasional yang dijalankan sehari-hari,” ujar Haidir.
Direktur PT Ceria Metalindo Prima, Derian Sakmiwata mengapresiasi PLN yang selalu mendukung para pelaku usaha smelter dengan pasokan listrik yang andal serta menyediakan layanan REC. “Kami pelaku usaha mengucapkan terima kasih karena PLN menyokong hilirisasi mineral yang juga merupakan program pemerintah. PLN selain memberikan pasokan listrik juga menyediakan layanan REC sebagai bentuk bukti komitmen kami untuk menghasilkan produk hijau,” kata Derian, (**).